Tuesday, July 31, 2012

“JAMUR TIRAM” PELUANG PASAR LOKAL SAMPAI EKSPOR

 
Kebutuhan akan jamur konsumsi dinegara-negara bagian, seperti korea selatan, jepang, thailan, dan amerika latin masih cukup tinggi terhadap permintaan jamur. Tentu saja peluang tersebut ditangkap oleh Kotanimura, sebagai salah satu koperasi dengan unit usahanya jamur tiram, dalam rangka memenuhi pasar. Pemenuhan terhadap pasar mulai dari local sampai pada pasar ekspor. “Sayangnya, pesanan jamur mentah untuk ekspor tersebut, sampai kini masih sangat kurang terpenuhi, karena secara umum para petani jamur sudah puas dengan pasar lokal. Padahal banyak pembeli yang bersedia menghargai jamur-jamur mentah hasil produk di Indonesia ini, sampai 2-3 dolar AS/kg, dibandingkan dengan harga lokal yang masih stagnan sekitar Rp. 7.000,00 – 8.000,00/kg.
Terbukanya pasar ekspor jamur diperoleh melalui upaya pembukaan jaringan pasar baru, dengan melihat tren pasar. Dari sejumlah peluang, produk jamur asal Indonesia ternyata memperoleh respons pasar yang tinggi, apalagi cita rasa dan harganya paling bersaing.
Tingginya minat dari pembeli juga tak terlepas dari kemampuan para petani jamur dikawasana Nusantara ini yang sudah sangat mahir menguasai teknologi produksi. Secara umum pula, para petani jamur tak kesulitan memenuhi jenis pesanan yang ditentukan pembeli.
Kendati demikian, besarnya peluang ekspor produk jamur mentah, masih “tersandung” mahalnya biaya pengapalan, dan pengurusan surat-surat izin ekspor lainnya. Situasi demikian, menjadi tantangan besar yang harus dapat diatasi, disinilah Kotanimura, mulai dari surat ijin usaha, sampai pada sertifikasi halal sudah mampu dipenuhi, sehingga Koperasi Petani Jamur Nusantara secara legal formal sudah memenuhi syarat, untuk melakukan pengiriman ekspor. Oleh karena itu sangat diharapkan kebijakan pemerintah untuk penurunan biaya cukai, untuk memotivasi usaha para petani jamur di berbagai daerah. (Team Media Kotanimura)

Monday, July 30, 2012

MENGENAL PENGAWETAN & BAHAN KIMIA


Secara garis besar pengawetan bahan makanan dapat dibagi dalam tiga golongan, yaitu :
1) Pengawetan Secara Alami
Proses pengawetan secara alami meliputi pemanasan dan pendinginan.
2) Pengawetan Secara Biologis
Proses pengawetan secara biologis misalnya dengan:
- Peragian (Fermentasi)
Merupakan proses perubahan karbohidrat menjadi alkohol. Zat-zat yang bekerja pada proses ini ialah enzim yang dibuat oleh sel-sel ragi. Lamanya proses peragian tergantung dari bahan yang akan diragikan.
- Enzim
Enzim dapat menyebabkan perubahan dalam bahan pangan. Perubahan yang terjadi dapat berupa rasa, warna, bentuk, kalori, dan sifat-sifat lainnya. Beberapa enzim yang penting dalam pengolahan daging adalah bromelin dari nenas dan papain dari getah buah atau daun pepaya.
3. Pengawetan Secara Kimia
Menggunakan bahan-bahan kimia, seperti gula pasir, garam dapur, nitrat, nitrit, natrium benzoat, asam propionat, asam sitrat, garam sulfat, dan lain-lain. Proses pengasapan juga termasuk cara kimia sebab bahan-bahan kimia dalam asap dimasukkan ke dalam makanan yang diawetkan.


a) Asam propionat (natrium propionat atau kalsium propionat)
Sering digunakan untuk mencegah tumbuhnya jamur atau kapang. Untuk bahan tepung terigu, dosis maksimum yang digunakan adalah 0,32 % atau 3,2 gram/kg bahan; sedangkan untuk bahan dari keju, dosis maksimum sebesar 0,3 % atau 3 gram/kg bahan.
b) Asam Sitrat (citric acid)
Asam ini dipakai untuk meningkatkan rasa asam (mengatur tingkat keasaman) pada berbagai pengolahan minum, produk air susu, selai, jeli, dan lain-lain. Asam sitrat berfungsi sebagai pengawet pada keju dan sirup, digunakan untuk mencegah proses kristalisasi dalam madu, gula-gula, dan juga untuk mencegah pemucatan berbagai makanan, misalnya buah-buahan kaleng dan ikan. Larutan asam sitrat yang encer dapat digunakan untuk mencegah pembentukan bintik-bintik hitam pada udang. Penggunaan maksimum dalam minuman adalah sebesar 3 gram/liter sari buah.
c) Benzoat (acidum benzoicum atau flores benzoes atau benzoic acid)
Benzoat biasa diperdagangkan adalah garam natrium benzoat, dengan cirri ciri
berbentuk serbuk atau kristal putih, halus, sedikit berbau, berasa payau, dan pada pemanasan yang tinggi akan meleleh lalu terbakar
d) Bleng
Penambahan bleng selain sebagai pengawet pada pengolahan bahan pangan terutama kerupuk, juga untuk mengembangkan dan mengenyalkan bahan, serta memberi aroma dan rasa yang khas. Penggunaannya sebagai pengawet maksimal sebanyak 20 gram per 25 kg bahan. Bleng dapat dicampur langsung dalam adonan setelah dilarutkan dalam air atau diendapkan terlebih dahulu kemudian cairannya dicampur dalam adonan.
e) Garam dapur (natrium klorida)

Garam dapur sebagai penghambat pertumbuhan mikroba, sering digunakan untuk mengawetkan ikan dan juga bahan-bahan lain. Pengunaannya sebagai pengawet minimal sebanyak 20 % atau 2 ons/kg bahan.
f) Gula pasir
Digunakan sebagai pengawet dan lebih efektif bila dipakai dengan tujuan menghambat pertumbuhan bakteri. Sebagai bahan pengawet, pengunaan gula pasir minimal 3% atau 30 gram/kg bahan.
(Team Media Kotanimura)

Sunday, July 29, 2012

KOPERASI DAN BENTUK PERUSAHAAN LAINNYA

      
1.    TUJUAN PENDIRIANNYA 

Koperasi didirikan atas kesamaan cita-cita serta atas dasar kesamaan hak dan kewajiban diantara para anggotanya. Tujuan pendiriannya untuk menyelenggarakan usaha bersama guna meningkatkan kesejahteraan ekonomi para anggotanya. Koperasi lebih mementingkan kesejahteraan anggotanya dan masyarakat disekitarnya..Perusahaan lain tujuan pendiriannya untuk mengorganisir modal dan sumber daya lainnya dalam malakukan kegiatan usaha menghasilkan barang dan jasa untuk memperoleh keuntungan yang sebesar besarnya. Prestasi perusahaan diukur dari keuntungan yang diperoleh, bukan dari kesejahteraan karyawannya atau masyarakat sekelilingnya.

2.    DILIHAT DARI ANGGOTANYA

Anggotanya orang yang menjadi pelanggan usahanya..Mereka bergabung dengan menyerahkan sumbangan modal dalam bentuk simpanan pokok adalah bagian modal koperasi yang digunakan membiayai usahanya. JumlahJsimpanan masing-masing anggota sama dan tidak mempengaruhi kedudukan anggota koperasi..Perusahaan lain hubungan kegiatan perusahaan dengan para pemegang saham sifatnya tidak langsung. Karena memang secara konsepsional dan hukum ada pemisahan antara fungsi kepemilikan dan fungsi managerial..Kepentingan para pemegang saham diukur berdasarkan jumlah kepemilikan. Pemegang saham yang besar memiliki posisi yang kuat dalam memberikan suara pada saat RUPS. Dalam perusahaan kepemilikan saham dapat dialihkan pada orang lain. lain.

3.    DILIHAT DARI PERMODALANNYA

Koperasi memperoleh modal awal dari simpanan pokok para anggotanya, selain itu bisa juga memanfaatkan modal dari sumber lainnya baik dari dalam maupun dari luar koperasi. Perusahaan memiliki modal awal yang berasal dari penyertaan pertama yang dilakukan oleh pemiliknya. JumlahJmodal perseroan telah ditetapkan pada saat pendiriannya..Dalam perjalanannya, perusahaan perseroan dapat menambah modalnya dengan menjual sebagian sahamnya kemasyarakat melalui pasar modal.

4.     DILIHAT DARI PEMEGANG KEKUASAAN TERTINGGI

Di Koperasi kekuasaan tertinggi terletak ditangan rapat anggota dan masing-masing anggota mempunyai hak dan kedudukan yang sama untuk mengemukakan pendapatnya dalam merumuskan kebijakan yang akan ditempuh oleh koperasi. Pada perusahaan kekuasaan ditangan para pemegang saham. Dengan demikian jumlah kepemilikan saham sangat menentukan dominasi dalam menentukan kebijakan yang akan dijalankan oleh manajemen perusahaan. Maka dikenal pemilik saham mayoritas yang besar pengaruhnya terhadap perusahaan dan pemilik saham minoritas yang dalam banyak hal mereka harus mengikuti keinginan pemegang saham mayoritas.
 
5.    DILIHAT DARI SEGI MANAJEMEN USAHANYA

Manajemen usaha koperasi bersifat lebih terbuka karena semua anggota akan terlibat aktif dalam merencanakan kegiatan yang akan dilakukan oleh koperasi, serta mengawasi jalannya kegiatan usaha koperasi. Para anggota koperasi mempunyai akses yang cukup besar untuk mengetahui seluk beluk usaha koperasi..Dalam perusahaan manajemen cenderung bersifat tertutup, karena memang ada pemisahan antara pemilik dan manajemen perusahaan. Tidak semua pemilik memiliki akses yang cukup untuk mengetahui seluk beluk perusahaan, kecuali orang orang tertentu. Untuk menilai keberhasilan perusahaan pemilik hanya dapat memanfaatkan informasi yang disajikan dalam laporan keuangan..

6.    DILIHAT DARI SEGI ORIENTASI USAHANYA

Bidang usaha koperasi selalu berorientasi untuk memenuhi kebutuhan para anggotanya. Walaupun dalam perkembangannya bila telah memenuhi persyaratan dari segi organisasi maupun permodalannya maka koperasi bisa saja melakukan perluasan usaha kebidang lainnya.. di Perusahaan bidang usahanya tidak ada kaitan sama sekali dengan pemenuhan kebutuhan konsumsi para pemegang saham (pemiliknya). Oleh karena itu penentuan jenis usaha yang dilakukan lebih banyak berorientasi pada besar kecilnya keuntungan yang diperoleh. (Team Media kotanimura).
Sumber: ml.scribd.com/doc/21277063/CIRI-CIRI-KOPERASI

KOPERASI PETANI JAMUR NUSANTARA (KOTANIMURA), BERBASIS EKONOMI, KERAKYATAN, DAN PENDIDIKAN

  
Kotanimura yang didirikan pada tahun 2012 ini, merupakan koperasi yang masih seumur jagung, hal ini menjadi salah satu sorotan didaerah jember. Karena koperasi yang baru berdiri, dengan langkah-langkah nyata untuk mencerdaskan masyarakat Jember, meningkatkan taraf ekonomi, dan memang diperuntukkan untuk masyarakat Jember, secara khusus.
Kotanimura adalah salah satu koperasi dari 1.167 koperasi aktif yang ada di Jember, dan bergerak dalam pertanian, khususnya budi daya jamur, sebagai  salah satu unit usaha.
Usaha budi daya jamur, khususnya jamur tiram, merupakan langkah-langkah startegis, sebagai upaya membangun ekonomi kerakyatan.
Kotanimura yang dipimpin oleh bapak Nurdiasnyah Rachman, terletak di Jl. Lumba-lumba, no. 03, kelurahan sempusari, kecamatan kaliwates, kabupaten Jember.
Segmentasi dari koperasi ini, adalah dalam rangka pembangunan ekonomi, karena dengan ekonomi (Kesejahteraan masyarakat), maka aspek pendidikan juga mampu direalisasikan, untuk menjadikan masyarakat yang beradab. Oleh karena itu perkemangan dari koperasi yang berada diwilah Jember cukup banyak keberadaannya, sebagai bentuk dari pemberdayaan masyarakat secara ekonomis. Koperasi di Jember bisa dilihat dibawah ini:
No
Koperasi di Kabupaten Jember
1
Total Koperasi
1.754 unit

2
koperasi aktif
1.167 unit

3
koperasi tidak aktif
572 unit

4
jumlah anggota
79.007 anggota

5
jumlah manager
1.412 manager

6
Omset Koperasi
Rp 688,7 Milyar






Sumber: Dinas Koperasi dan UMKM Jember
Dari data yang ada, bahwa sebenarnya koperasi  memiliki omzet yang cukup tinggi dalam sirkulasi pemasukan ke daerah Jember, sehingga dengan omset yang cukup besar tersebut, bisa memberdayakan masyarakat secara optimal. (Team Media Kotanimura)