Friday, July 27, 2012

CARA MEMANEN JAMUR TIRAM

Pola pemanenan sedikit berbeda antara Jamur Tiram dan Jamur Kuping. Pada tiram , hasil 840 gram didapat pada periode tanam 120 – 140 hari,  sejak panen pertama (setelah masa penyebaran miselium merata dalam bag log, sekitar 30 hari). Setiap bag log akan mengalami panen sebanyak 12-15 kali secara bergantian dari lubang – lubang yang untuk tumbuhnya jamur, antara 4-5 lubang per bag log. Lubang pertama pada cincin setelah kapas dilepas, kedua dan ketiga pada sisi atas bawah atau kanan kiri cincin dan keempat + kelima pada bagian bag log.

Dengan jumlah bag log yang cukup, panen harus dilakukan setiap hari, pagi dan sore, untuk memaksimalkan ukuran diameter jamur yang dipanen. Besar jamur ideal yang disukai konsumen antara diameter 10-12cm . Jamur diatas diameter 12cm akan tampak terlalu besar, kurang diminati konsumen karena segi estetis / penampilan agak “sangar” dan bulatan jamur mudah sobek-sobek. Ada baiknya pembudidaya mempertahankan panenan pada selang diameter 10-12 cm, karena begitu nutrisi yang diserap untuk tumbuh tidak terlalu banyak. Semakin besar diameter jamur berarti umur jamur lebih banyak dan media yang dipakai untuk sarana hidup jamur dari bag log semakin banyak.

Indikasi ini dapat dilihat dari perakaran jamur dengan diameter besar, maka akar pada bag log akan sangat besar dan dalam. Padahal akar tersebut wajib dikorek dan dibuang, dibersihkan sampai media tanam baru tampak. Jadi untuk membersihkan akar dari jamur berdiameter besar akan banyak membuang media tanam. Jika dipertahankan panen pada diameter 10-12 cm, maka jamur hanya tumbuh pada permukaan media jamur ( tidak terlalu dalam perakarannya ), maka proses pengkorekan dan penggemburan media lebih mudah, media tanam jadi lebih awet ( tidak mudah gembos ) dan panenpun dapat maksimal.

Dengan berat panenan antara 65 – 75 sekali panen, 12 – 14 kali dalam satu periode tanam, maka hasil 840-960 gram panen ( 70% - 80% dari berat nutrisi dalam bag log ) dalam satu periode akan mudah dicapai. Dengan Harga terendah di Jember, berkisar  Rp. 9.000,-/Kg, maka hasil per bag log sekitar Rp. 5.040,- s/d Rp. 5.500,-, bahkan bisa maksimal Rp. 5.760,- per bag log. Padahal harga beli bag log berkisar Rp. 2.500- 3.000,-/biji.

Perlu diingat, bahwa Jamur Tiram ini bila telah produksi, maka pemanenan dilakukan setiap pagi dan sore guna mensiasati ukuran / diameter jamur), dan jika sudah dipanen maka secara umum hanya dengan suhu kamar, ketahanan/kesegaran jamur hanya bertahan selama 24 jam. Setelah 24 jam penampilan jamur layu dan tidak menarik lagi, sehingga dihindari konsumen. Sebenarnya hanya tampilannya saja yang tidak baik , sedang secara gizi masih baik, sehingga masih dapat dipakai untuk bahan pembuatan keripik jamur, asal tetap dengan batasan belum busuk / lumer.

Dengan pola seperti diatas, maka budidaya jamur tiram sangat membutuhkan waktu luang, sangat intensif dan disiplin. Kelebihannya jamur ini sudah sangat dikenal masyarakat, sehingga lebih mudah dijual baik di pasar – pasar tradisional, Supermarket atau bahkan para tetangga. Umumnya jamur yang dijual langsung ke konsumen di kemas dalam plastic per 100 gram untuk pasar tradisional dan dalam kemasan steroform per 200 gram untuk supermarket. Dengan demikian jika mampu mengelola penjualan secara langsung ke konsumen akan meningkatkan harga jual dibanding dengan kumpul/ dijual ke pengepul. Jadi pilihan budidaya jamur Tiram dipilih dan harus memiliki waktu luang yang cukup atau sepenuhnya menjadi gantungan hidup anda. (Team Media Kotanimura)

No comments:

Post a Comment