Kontaminasi pada budidaya jamur tiram memang bias merugikan. Banyak uang yang dikeluarkan dan
tenaga juga tentunya kalau kontaminasi datang semuanya akan sia-sia saja. tidak
peduli tingkatan mana dalam proses pembudidayaan jamur tiram, kontaminasi pasti
dapat mengancam. mulai dari pembuatan media PDA, bibit jamur hingga baglog produksi memiliki peluang yang sama.
Cara mengatasi kontaminasi
ada beragam cara, ini tergantung dari masing-masing petani. Ada yang menerapkan
pencegahan organik atau kimiawi. Tentu saja yang kimiawi ini perlu dihindari,
karena jamur sangat mudah menyerap senyawa kimia dan dapat terakumulasi di
dalamnya.
Berikut ini beberapa contoh
perilaku yang dilarang saat berbudidaya jamur. Perilaku ini berpotensi
menimbulkan kontaminasi, jangan anggap sepele sesuatu yang kecil dan sederhana
karena bisa saja jamur tiram di kumbung anda luluh lantak tak
bersisa.
1.
Mencampur stok media lama dengan yang baru. Anda tidak akan tahu mikroorganisme
apa yang sudah bersarang pada media lama.
2.
Menggunakan alas kaki dari luar areal budidaya. Bisa saja alas kaki yang anda
pakai sebelumnya menginjak atau bersinggungan dengan sumber kontaminsi
3.
Menggunakan baju kotor. Pekerja sering ceroboh ketika bekerja di kumbung, seperti baju yang jarang dicuci dan selalu dipakai setiap hari, lebih-lebih pada proses Inokulasi.
4. Makan
di areal budidaya. Tempat makan di ruang makan masak di kumbung /
ruang inkubasi apalagi ruang inokulasi, gimana kalau nasinya
tercecer dan jadilah biang kontaminasi, jamur oncom tumbuh lalu menyerang seisi
kumbun.
5.
Berbicara / bersin saat inokulasi. mulut itu sumber bakteri, memang hal ini
sangat kecil kemungkinannya mengakibatkan kontaminasi tapi dari hembusan angin
dari mulut tertuju langsung ke dalam baglog atau bibit jamur. Akibatnya jamur
kontaminan yang ada di udara ikut masuk ke dalamnya.
6. Tidak
menggunakan bunsen / api. Jangan mentang-mentang sudah ahli inokulasi jamur tiram, tetap saja
makhluk kasat mata berpeluang hinggap di alat tanam lalu masuk ke media saat
inokulasi.
7.
Menaruh sembarangan alat tanam. ini tentu sudah jelas maksudnya, apalagi kalau
alat tanam tidak pernah dicuci.
8.
Menggunakan air kotor. Karena malas mengambil air yang agak jauh, main ambil
saja air terdekat, padahal bisa saja air itu bekas cuci tangan orang atau
lainnya.
9. Membiarkan
binatang piaraan bermain di tumpukan media.
10. Makan
jagung sambil memandangi jamur tiram di kumbung. awas tercecer jagungnya atau lupa sengaja dibuang
bonggolnya di pojokan kumbung, bisa berbahaya, kemudian Menunda memisahkan baglog
kontam. kalau anda tahu ada baglog yang kontam, segera pindahkan saja. buat apa
dipiara kalau beresiko mengkontaminasi yang lain.
Demikian itu sebagian kecil
hal-hal remeh yang bisa mengakibatkan kontaminasi. sebenarnya perilaku anda
atau saya sendiri yang menyebabkan kontaminasi. ayo berbudidaya lebih rapi,
bersih dan teratur.
kalau anda tidak ingin
kontaminasi terjadi pada budidaya jamur tiram yang anda lakukan, beli baglog
yang sudah jadi saja. cara ini dapat mengurangi 50% peluang terjadinya
kontaminasi dan kerugian investasi anda. (Team Media Kotanimura).
Trik Menghindari Terjadinya
Kontaminasi Jamur Tiram
Menjalankan bisnis budidaya jamur dewasa
ini menjadi sebuah investasi usaha yang mulai dilirik oleh banyak orang. Selain
mudah dan mampu ditanam dimana saja, keuntungan yang dihasilkanya pun begitu
menggiurkan. Inilah mengapa budidaya jamur semakin menampakkan kejayaannnya di
dunia bisnis.
Meskipun hasil yang ditawarkan dari peluang bisnis ini sangat menarik, namun pada
kenyataannya tak sesederhana yang dibayangkan. Dalam proses budidaya jamur tiram
ada hal-hal sederhana yang harus diperhatikan, salah satunya menjaga
kebersihan. Kontaminasi dari organisme lain pada jamur tiram memang sangat
mengganggu. Terkadang kita tidak sadar bahwa hal-hal kecil yang sering kita
lakukan justru merupakan sumber dari timbulnya kontaminasi yang akan merugikan
budidaya yang kita lakukan. Untuk itu berikut ini beberapa trik menghindari terjadinya kontaminasi jamur
tiram.
- Mencampur media lama dengan media baru bukanlah tindakan yang terpuji. Media lama bisa saja menjadi sumber kontaminasi yang berbahaya. Dan Jangan pernah menunda memisahkan jamur yang telah terkontaminasi dengan jamur lainnya. Jika sudah mengetahui bahwa ada salah satu jamur yang telah rusak maka segera ambil dan pisahkan, karena kontaminasi tersebut akan mudah menular.
- Menggunakan alas kaki dari luar areal budidaya. Hal ini bisa saja mengakibatkan terjadinya kontaminasi pada jamur, karena bisa saja alas kaki yang kita pakai sebelumnya menginjak atau bersinggungan dengan sumber kontaminasi. Selain itu baju atau pakaian khusus yang digunakan juga perlu diperhatikan, usahakan dalam keadaan bersih dan sering di cuci. Hal ini juga sangat rawan, terutama pada saat proses inokulasi.
- Hati-hati jika membawa makanan ke dalam areal budidaya atau ruang inkubasi terlebih lagi ruang inokulasi. Sisa makanan yang mungkin saja tercecer dapat menghasilkan jamur oncom yang dapat menyerang seisi kumbung. Jadi lebih mudahnya hindari saja makan di areal budidaya untuk mengantisipasi dampak buruk bagi pertumbuhan jamur
- Jangan pernah mengabaikan penggunaan bunsen/ api pada proses inokulasi. Hal ini sangat penting untuk mengantisipasi organisme-organisme merugikan yang mampu masuk ke dalam media jamur. Kemudian ingatlah untuk selalu mencuci kembali dan menyimpan seluruh peralatan tanam jamur ditempat yang bersih. Jangan di sembarang tempat, karena khawatir akan membawa sumber kontaminasi pada saat alat tersebut akan dipakai kembali.
- Air ternyata juga dapat membawa dampak kontaminasi pada jamur. Padahal air merupakan salah satu sumber utama pada pertumbuhan jamur. Untuk itu jangan menggunakan air yang kotor, karena bisa saja mengandung organisme yang merugikan untuk jamur. Jadi selalu gunakan air bersih selama proses budidaya.
Dengan selalu menjaga kebersihan, keteraturan dan kerapian
maka budidaya
jamur tiram yang kita lakukan pun akan tumbuh dengan sempurna.
Dengan begitu, hasil yang kita dapat juga akan memuaskan. (Team Media Kotanimura)
No comments:
Post a Comment