Saturday, July 28, 2012

AGROBIS KOTANIMURA


Perkembangan jamur sebagai salah satu produk olahan konsumsi dewasa ini mengalami peningkatan yang sangat signifikan. Di berbagai daerah, banyak bermunculan usaha pertanian yang khusus membudidayakan dan memproduksi jamur, kususnya jamur tiram, menjadi produk yang bernilai jual tinggi. Bahkan tidak sedikit pula yang mengembangkan usaha pertanian tersebut menjadi sebuah restoran yang menyajikan berbagai macam menu olahan jamur. Salah satu usaha pertanian yang khusus mengembangkan produksi baglog jamur, pembibitan jamur, budidaya jamur, Agrobis kotanimura, sebagai salah satu unit koperasi, yang bergerak dalam budi daya jamur tiram. Agrobis Kotanimura, memproduksi baglog, bibit mulai F0, F1, F2, F3, dan F4 yang sudah siap distribusi pada petani. Sehingga petani cukup menjaga kebersihan dan merawat kondisi bag log sebagai media pertumbuhan jamur dirumah jamur atau kombong.
Kotanimura yang Menempati lahan seluas 500x500 m² di pinggiran Jalan Raya kota Jember. Adalah Bapak Nurdiansyah Rachman yang memiliki ide untuk ‘menyulap’ lahan bekas lokasi pabrik beras yang sudah kurang lebih dua tahun tak terpakai.
Meskipun dikategorikan ‘pemain baru’ dalam industri jamur, namun berkat ketekunan dan dukungan dari berbagi pihak, saat ini Kotanimura sentra budidaya jamur, sudah memiliki 100 petani dengan kapasitas masing-masing petani adalah 10.000 bag log. “Kotanimura saat ini menyediakan jamur tiram segar, jamur kuping kering, aneka bibit jamur (jamur tiram, jamur kuping.
Ide untuk mengembangkan lokasi usahanya dengan sebuah bisnis yang dibawah naungan koperasi tidak terlepas dari tingginya minat masyarakat untuk mengkonsumsi jamur sebagai salah satu kuliner alternatif yang mengandung gizi. Berdasarkan penelitian, kandungan mineral pada jamur lebih tinggi daripada daging sapi atau domba, bahkan hampir dua kali lipat jumlah garam mineral dalam sayuran. Sehingga tidak heran, banyak lokasi usaha yang menyajikan makanan olahan jamur, saat ini banyak diserbu dan diburu masyarakat. (Team Media Kotanimura)

Proses Inkubasi Baglog

              

       
Proses pembibitan pada jamur tiram maupun jamur kuping adalah proses inkubasi. Setelah selesai membuat media baglog kemudian baglog disterilisasi dan memasukkan bibit F3 ke dalam baglog, langkah selanjutnya adalah menumbuhkan misellium di dalam baglog. Proses inilah yang dinamakan inkubasi.
Inkubasi dilakukan dengan cara menyimpan baglog di dalam ruang inkubasi dengan suhu 22o C – 28o C. Pengontrolan suhu dalam proses inkubasi sangat penting karena pertumbuhan misellium akan terhambat jika suhu berada di atas atau dibawah kisaran suhu tersebut. Oleh sebab itu, sebaiknya ruang inkubasi dilengkapi dengan alat pengukur dan pengatur suhu.
Baglog Jamur Tiram maupun Jamur Kuping diletakkan langsung di atas lantai ruang inkubasi dengan posisi berdiri, ditumpuk maksimal 3 tumpukan. Lamanya waktu inkubasi 40 – 60 hari sampai media dipenuhi misellium (Full Ground). Tanda keberhasilan inkubasi sudah bisa dilihat sekitar dua minggu, yaitu tumbuhnya misellium jamur berwarna putih yang merambat ke bawah. Proses inkubasi dikatakan gagal dan harus diulang jika media tidak ditumbuhi misellium atau ditumbuhi misellium dengan warna selain putih. Caranya, baglog disterilisasi kembali dan diinokulasi ulang.
Setelah 20 hari masa inkubasi kita sudah bisa memindahkannya ke dalam kumbung pembudidayaan. (Team Media Kotanimura)