Masalah
utama pemeliharaan jamur tiram adalah kontaminasi dan serangan hama penyakit.
Penyediaan sumber nutrisi dan sterilisasi ruangan, peralatan, serta media tumbuh
pada pembiakan miselium F4 yang kurang sempurna akan memudahkan kontaminasi
berbagai jenis hama penyakit yang merusak sekaligus mematikan jamur tiram. Hama
dan penyakit jamur akan mengkonsumsi nutrisi yang terkandung dalam substrat
sebelum miselium jamur tumbuh. Biasanya, hama penyakit tumbuh lebih cepat
daripada pertumbuhan miselium jamur tiram sehingga terjadi kompetisi
(persaingan) yang tidak seimbang dalam pemanfaatan nutrisi yang terkandung
dalam substrat (media tumbuh). Bahkan, hama penyakit itu akan merusak miselium
dan tubuh jamur tiram yang telah tumbuh.
Masalah
lain adalah kebersihan ruangan dan fluktuasi kandungan air dalam media tumbuh.
Rumah jamur yang dibuat secara sederhana mudah kotor dan terpolusi oleh
kotoran-kotoran yang bersumber dari bahan-bahan pembuatan kubung atau
bahan-bahan lain. Demikian pula, pelaksanaan penyiraman yang kurang baik akan
menyebabkan fluktuasi kandungan air media tumbuh. Kelebihan atau kekurangan air
media tumbuh akan menyebabkan pertumbuhan jamur yang tidak normal dan memudahkan
terkontaminasi atau tertularnya jamur tiram oleh hama penyakit atau jamur liar
lainnya.
Cara
terbaik mengendalikan kontaminasi dan nserangan hama penyakit adalah tindakan
pencegahan (preventif). Tindakan pertama adalah menjaga kebersihan rumah jamur
dan tempat inkubasi serta rak penanaman (pemeliharaan). Tindakan kedua adalah
membuang dan memusnahkan kantong polybag yang terkontaminasi hama-penyakit.
Tindakan lain adalah menjaga kebersihan alat pembiakan, pengawasan, dan
pengontrol pelaksanaan sterilisasi peralatan,media tumbuh, dan menjaga
kebersihan rumah jamur dengan penyemprotan pestisida sebelum dilakuukan
penanaman atau selama pemeliharaan dan setiap usai pelaksanaan panen.
Pencegahan
hama-penyakit jamur tiram dapat juga dilakukan dengan monitoring lahan (kubung)
pemeliharaan secara rutin. Sampah atau kotoran lain yang berserakan diatas
lapisan rak atau lantai rumah jamur harus selalu dibersihkan atau dibuang.
Pintu dan jendela rumah jamur harus tertutup cukup rapat agar lalat dan
serangga lain tidak dapat masuk kedalam rumah jamur karena dapat menjadi sumber
penularn penyakit. Semua potongan akar, tunas yang mati, dan pangkal tangkai
jamur harus segera dikumpulkan dan dibuang. Substrat, tunas dan tubuh buah
jamur yang sedang tumbuh tidak boleh disentuh tangan atau dipegang-pegang.
Pekerja yang masuk kedalam rumah jamur harus memakai alas kaki (sepatu) dan
peralatan lain yang steril.
Factor-faktor
yang mempengaruhi serangan hamapenyakit adalah kondisi iklim, media tumbuh yang
kurang baik, daya adaptasi (penyesuaian) jamur terhadap lingkungannya. Macam
hama-penyakit jamur tiram adalah serangga, rayap, laba-laba, cacing, siput,
jamur parasit, dan saprofit, serta bakteri dan virus.
A. Serangga
Bau
(aroma) media tumbuh (substrat)dalam rumah jamur akan mengundang kedatangan
serangga yang hidup dan berkembang di lingkungan sekitar rumah jamur.
Jenis-jenis serangga yang suka masuk kerumah jamur adalah lalat dan nyamuk.
Biasanya, serangga-serangga tersebut masuk rumah jamur bersamaan dengan
pelaksanaan dan waktu inkubasi. Serangga-serangga yang berhasil msuk kerumah
jamur akan hinggap dan menempel pada substrat atau benda lain dan bergerak
(terbang) berpindah-pindah dari substrat ke benda-benda lain dan mereka akan
berkembang biak secara alami di rumah jamur tersebut.
Larva-larva
serangga yang tumbuh dalam rumah jamur akan memakan miselium dan pada fase
akhir siklus hidup dan perkembangannya akan melubangi tunas dan tubuh buah
jamur sehingga tumbuh menjadi serangga generasi baru yang lebih resisten.
Serangga-serangga ini mulai aktif bergerak (terbang) dan menempel (hinggap)
pada sembarang substrat dan jamur yang baik kemudian pindah ke substrat jamur
yang rusak dan mati kepada substrat dan jamur yang tumbuh baik.
Serangga
merupakan hasil katalisator atau perantara penularan hama-penyakit ataupun
spora jamur parasit dan saprofit. Jenis-jenis serangga yang mengganggu dan
menularkan hama penyakit pada rumah jamur adalah Lycoriella spp, Megaselia spp,
Lepidocyrtus spp, dan Achorutes spp.
Pengendalian
serangga dalam rumah jamur dapat dilakukan dengan memasang perangkap berupa lem
(plastik) warna kuning. Serangga yang menempel pada lem tersebut akan lengket
dan akhirnya mati. Jumlah serangga yang terperangkap merupakan indikasi tingkat
(ambang) serangan penularan. Untuk itu, jika jumlah serangga telah melampaui
batas ambang harus segera dilakukan tindakan pengendalian (pencegahan atau
pemberantasan).
Pencegahan
serangga dalam rumah jamur dapat dilakukan dengan memasang kawat kasa yang
memiliki lubang mata (mesh size) kecil (lembut) pada lubang ventilasi dan
pembias sinar berupa lembaran plastik transparan yang digantungkan di balik
pintu kubung. Sedangkan tindak pemberantasan serangga dalam rumah jamur dapat
dilakukan dengan penyemprotan atau desinfektisasi, misalnya dengan
Diflubenzuron, Diazinon (merk : luxan, basudine, dan diazinon),Dichlorovos
(merk : nogos, nuvan, vapona, dedevap, benfos, bibisol, canogard, coopervap,
devipan, dyvos, eraksekt, mafu, marvex, mutox, nutrax, phosvit, dan raxo),
Sulfotep, Malathion (merk : carbofos, cythion, maldison, malathon, dan
mercaption), Cypermethrin (merk : cymbush, luxancypermethrin, dan polythrin)
dan Deltamethrin (merk : decis flow 25, deltamethrin flow 25, dan perimco
deltamethrin).
B. Rayap
Rayap
dapat masuk ke dalam rumah jamur dengan cara menembus diding atau permukaan
lantai tanah. Rayap akan memakan kayu-kayu (tiang dan rak) penanaman media
tumbuh serta miselium jamur. Karena itu, sebelum pelaksanaan inkubasi dan
penanaman jamur, sebaiknya dilakukan pengamatan secara cermat. Jika ditemukan
rayap pada permukaan tanah aau di sekitar rak penanaman, maka harus segera
dikendalikan dengan Fevalerate, Crypermethrin, Permethrin, atau Chloorpyrifos.
C. Laba-laba
Laba-laba
memakan dan merusak miselium atau tubuh buah. Biasanya, laba-laba berkembang di
sela-sela susunan polybag media tumbuh. Laba-laba juga sering ditemukan pada
media tumbuh jamur yang tidak disiapkan secar cermat dan terkontrol.
Laba-laba
dapat menularkan spora jamur parasit dan saprofit. Laba-laba yang telah berkembang
dalam ruma jamur sangat sulit dimonitor sehingga tidak mudah dikendalikan.
Upaya pencegahan laba-laba dapat dilakukan dengan penebaran serbuk kapur pada permukaan lantai dan dinding rumah jamur. Penebaran serbuk kapur harus dilakukan dengan hati-hati agar tidak mengotori media tumbuh. Sedangkan upaya pemberantasan laba-laba dapat dilakukan dengan penyemprotan pestisida, misalnya Dicofol (merk : kelthane, duphar kelthane) atau Malathion.
Upaya pencegahan laba-laba dapat dilakukan dengan penebaran serbuk kapur pada permukaan lantai dan dinding rumah jamur. Penebaran serbuk kapur harus dilakukan dengan hati-hati agar tidak mengotori media tumbuh. Sedangkan upaya pemberantasan laba-laba dapat dilakukan dengan penyemprotan pestisida, misalnya Dicofol (merk : kelthane, duphar kelthane) atau Malathion.
D. Cacing
Jutaan
ekor cacing tumbuh dan berkembang dalam setiap jengkal tanah. Rumah jamur yang
terlalu lembab karena penyemprotan yang berlebihan merupakan media penularan
cacing. Cacing-cacing tanah dapat tumbuh dan berkembang pada media tumbuh yang
disiapkan kurang baik, misalnya pelaksanaan sterilisasi tidak sempurna. Cacing
berkembang dalam media tumbuh akan memakan miselium jamur.
Biasanya,
cacing berkembang pada permukaan tanah dan media tumbuh yang ditanam di tempat
(ruangan) yang gelap. Pengendalian cacing dapat dilakukan dengan penyinaran
khusus pada permukaan lantai rumah jamur. Caranya, taruh dan nyalakan lentera
(obor atau lilin) pada permukaan lantai yang menjadi tempat perkembangan
cacing.
E. Jamur Parasit dan
Saprofit
Jamur
parasit dan saprofit yang mengganggu pertumbuhan dan kehidupan jamur tiram dapat
dideteksi dari warna spora dan miselium jamur. Jamur parasit dan saprofit akan
memakan miselium jamur tiram selama proses inokulasi dan inkubasi. Jamur
parasit dan saprofit ini juga memanfaatkan nutrisi media tumbuh sebagai sumber
makanannya. Beberapa jenis jamur saprofit dan parasit tumbuh lebih cepat
daripada miselium jamur tiram sehingga terjadi kompetisi (perebutan) nutrisi
dan pemangsaan (parasitik) miselium jamur tiram.Penyebab infeksi jamur parasit
dan saprofit adalah persiapan media tumbuh yang kurang baik atau kontaminasi
saat inkubasi dan penanaman (pemeliharaan). (Team
Media Kotanimura)
No comments:
Post a Comment